Rabu, 27 November 2013

TERUS KENAPA KALO DARI FACEBOOK??


Karya Riska Milanti

“Gue mimpi basah!!! Oh My God ini udah jam setengah tujuh, gue gak shalat subuh dan harus mandi besar deh,,,akh keburu gak yaa? ”. Putra yang berusia 14 tahun baru saja mengalami mimpi basah untuk pertama kalinya semasa hidupnya. Hal ini menandakan ia telah beranjak dewasa. Semalem gue mimpi sama siapa yah? Ko ga kenal, dan gue belum pernah ngeliat cewe itu. Seharusnya kan gue mimpi bareng Mona. Jelas-jelas Mona gebetan gue. Rambut Mona tuh gak ikal, dia juga gak punya tai lalat diatas alisnya. Dibawah kucuran air shower yang hangat Putra memikirkan apa yang barusan ia impikan. Dan tersadar waktu sudah menujukan 6.45. Hah!! Mampus telat gue. Sesegera mungkin ia memakai handuk dan bergegas memakai baju seragam dan terburu-buru berangkat ke sekolah.
Empat tahun kemudian. Masa SMA memang paling indah. Putra tumbuh menjadi cowo yang lumayan ganteng, dengan kulit putih, memiliki alis tebal dengan sorot mata yang tajam, meskipun agak chubby, karena tidak termasuk cowo ramping. Di SMA ini ia berpacaran dengan Lisa, gadis berusia 2 tahun lebih muda darinya yang ia jadikan pacar karena ia terus mengejarnya, mungkin salah satu alasan menerimanya adalah kasian. Di malam minggu yang indah setelah pulang menonton bersama Lisa, ia tertidur dengan pulas karena lumayan capek berkendara seharian bersama sang pacar. “Papah” . Cahaya matahari menusuk matanya yang sedang tertidur. Terkesiap dan seketika Putra terbangun sambil mengucek matanya yang silau “pagi hari yang indah” gumamnya. Ia pun terjaga dan keluar beranda kamarnya menikamti cahaya matahari pagi, secara langsung sambil sesekali menghirup udara yang segar di kota Bandung. “Siapa perempuan yang memanggilku papah tadi malam?”. Ia berpikir keras untuk mengingat wajah perempuan itu namun terlalu sulit untuk dibayangkan.” Kenapa ia memanggilku papah, dan kita berdua berada dikamar dan satu ranjang yang sama. Siapa gadis berkerudung itu?” ia meyakinkan dirinya bahwa gadis berkerudung itu bukanlah Lisa, karena Lisa juga menggunakan kerudung. Kruuuyukkk. “Ah gue laper, mending gue makan, ngapain mikirin orang yang gak gue kenal”. Ia pun berlari ke ruang makan yang telah tersedia sarapan bersama keluarganya.

Tahun 2009, Putra yang telah berumur 20 tahun telah menginjakan kakinya dibangku perkuliahan di salah satu universitas di kota Bandung dengan mengambil jurusan Teknik Sipil. Ini tahun merupakan tahun pertama baginya memasuki perkuliahan setelah memutuskan untuk memasuki bimbingan belajar karena tidak lulus pada jurusan yang ia inginkan. Hari-hari ia lalui untuk kuliah dan berorganisasi. Jurusan yang tidak gampang menurutnya namun ini impiannya sejak SMP agar bisa mengambil jurusan ini, agar bisa bekerja mengikuti jejak papahnya. “Akhirnya,.. selesai juga tugasnya. Facebookan dulu ah”. Memasukan email dan password, dan sign ini. Beberapa pemberitahuan dan permintaan pertemanan telah muncul dilayar komputernya. Ia pun mengecek pemberitahuan kemudia permintaan pertemanan. Terlihat seorang perempuan menggunakan foto profil boneka sapi dengan nama Ka Milan.”siapa nih?” tanpa berbasa basi Putra menerima permintaan teman itu. Dia tidak berusaha membuka profil perempuan tersebut, karena dia pikir buat apa, aku sendiri pake foto profil pemandangan, mungkin dia nge-add ga bermaksud apa-apa cuma buat nambah pertemanan aja. Bolak-balik membuka beranda, profil, chatting, membuatnya bosan dan akhirnya ia memutuskan untuk tidur, karena kuis mata kuliah besok sudah menanti jam 7 pagi.

Dua bulan kemudian. Bip bip..ponsel Putra berbunyi menandakan sms masuk.”maaf ini nomor siapa yah?”Putra sedikit bingung, ini siapa ko sms tapi malah nanya.”saya Putra, kamu siapa? Ko malah nanya.saya juga gak kenal dengan anda.kenapa nomor saya ada di hp anda?”. Setelah 2 jam menunggu balasan akhirnya si pengirim pesan membalas. “oh kamu Putra jurusan teknik sipil bukan? Kamu pernah ngasi aku no hp kamu pas kita chatting dulu. Aku save tapi ga ngasi kamu no hp aku.kamu ingat?”. “Oh ia aku ingat, kamu yang di fb namanya Ka Milan yah?”.”iya”. Dari obrolan singkat tersebut mereka berdua sering smsan, chatting, bahkan telpon. Setelah satu minggu perkenalan mereka melalui alat komunikasi tiba-tiba Ka Milan yang memiliki nama asli Kharis mengajak Putra untuk menonton film yang baru aja dirilis. “Sungguh suatu kesempatan yang tidak boleh dilewatkan” pikir Putra. Terbesit harapannya yang ingin memiliki pacar setelah putus dari Lisa dahulu. “Mungkinkah dia yang ditakdirkan untukku?”.

Akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu disalah satu toko buku terkemuka daerah Bandung yang dekat dengan bioskop yang mereka tuju. Putra memastikan penampilannya terlihat rapih dengan rambut pendek menggunkan jaket jeans berwarna biru dan mengenakan kaos abu-abu, dan celana jeans berwarna hitam. Satu hal yang ia tak lupa adalah mengucap “bissmillah”, tak tahu kenapa ia mengucap kata-kata tersebut. Saat yang ditunggu pun tiba Putra bertemu dengan wanita berkerudung mengenakan kaos belang-belang berwarna orange, dengan kerudung yang sepadan, dengan sepatu kets. Terkesan santai. Cuek, namun tetap menarik buatnya. “udah lama?” Tanya Putra. “Nggak ko barusan nyampe” jawab Kharis. Kemudia mereka berdua berjabat tangan. “tindakan konyol apa ini? pake jebat tangan segala” pikir Putra dalam hati. “kenapa saya harus jabat tangan si, perasaan gak perlu deh, ah keliatan eh kita lagi kopi darat,akh banyak orang pula” pikir Kharis dalam hati. Karena merasa posisi ini sudah tidak mengenakan akhirnya mereka segera menuju bioskop tempat tujuan mereka.

Sedikit muncul rasa canggung meskipun dalam keseharian di sms dan telpon mereka tampak sudah sangat akrab seperti telah mengenal satu sama lain sejak lama. Keduanya memang sama-sama memiliki sifat cenderung pendiam. Tapi Putra berusaha untuk terus berkomunikasi dengan Kharis, ia aktif membicarakan aktivitasnya, berbicara mengenai jurusan masing-masing, sehingga suasana pun perlahan mulai mencair. Sesekali tawa mereka berdua pecah ketika membicarakan sesuatu. “dia manis juga.”gumam Putra dalam hati. Tak sadar ia pun ingin menatap Kharis lebih lama dan tak mau mengalihkan pandangannya. Dan pandangannya tertuju pada tai lalat di atas alis sebelah kiri di wajah Kharis. Ia terkejut, memori mimpi-mimpinya kembali muncul secara bergantian. Dari mulai mimpi basah pertama kali sewaktu SMP, dan mimpi semasa SMA tentang seorang perempuan berkerudung yang memanggilnya dengan sebutan papah. “hei Putra, kamu kenapa?” Tanya Kharis. Seketika lamunan Putra buyar “oh gak apa-apa hehe”. “bener gak apa-apa? Ko kaya ngelamun gitu”. “beneran kok” balas Putra sambil tersenyum. Tak terasa dua jam yang mereka tunggu bersama untuk menyaksikan film telah terlewati, dan film yang akan mereka tonton sebentar lagi akan diputar.”eh bentar lagi filmnya mulai, masuk yuk?” ajak Putra. “Ayo” balas Kharis.

Sang Pemimpi film sikuel dari Laskar Pelangi ini telah diputar sekitar satu jam lamanya, sebenarnya Putra belum pernah menonton film Laskar Pelangi, sehingga ia tidak terlalu mengerti dengan alur ceritanya. Tapi itu tak masalah baginya yang penting hari ini ia bertemu dengan perempuan yang selama ini menjadi pertenyaan besar dalam otaknya. Sesekali Kharis dan penonton lainnya tertawa, dan Putra tidak tau apa yang mereka tertawakan. Dia seperti tidak didalam alur cerita film tersebut, namun ia berada dalam alur pikirannya sendiri yang diam-diam memperhatikan wajah Kharis tanpa diketahui Kharis yang sedang asik menonton. Sejenak Putra hanyut dalam pikirannya sambil memandangi Kharis “sebenarnya siapa wanita ini ya Allah? Kenapa ia telah muncul dalam mimpiku sejak lama? Apa ia jodohku dimasa depan nanti? Jika begitu aku akan senantiasa menjaga, mencintainya dengan tulus, mulai dari detik ini”.

PROFIL PENULIS
Ka Milan seorang mahasiswi seni rupa yang berkenalan dengan mahasiswa teknik sipil bernama Putra dalam dunia maya. terima kasih telah membaca tulisanku semoga ini bukan tulisanku yang terakhir. 


0 komentar:

Posting Komentar

 
;